Rabu, 21 April 2010

PENDIDIKAN IPS

1. Sejarah FKIP IPS

Berdasarkan sumber yang saya dapat yaitu melalui portofolio FKIP Unila tahun 2004, menyatakan bahwa sejarah berdirinya Jurusan Pendidikan IPS pada dasarnya tidak terlepas dari sejarah perkembangan FKIP Universitas Lampung. Semenjak berdirinya Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan (IKIP) Negeri Jakarta cabang Tanjung Karang yaitu pada tahun 1966 yang kemudian di integrasikan ke Universitas Lampung. Hal ini sesuai dengan Keputusan Presiden No.7 tahun 1968, yang menyatakan adanya pembagian fakultas (FKIP) menjadi dua, yaitu Fakultas Keguruan (FK) dan Fakultas Ilmu Pendidikan (FIP).

Tiap-tiap begian Fakultas memiliki cakupan bidang pembahasan yang berbeda-beda. Bidang yang menjadi cakupan Fakultas Keguruan meliputi Pendidikan Civic Hukum, Pendidikan Ekonomi Perusahaan, Pendidikan Sejarah, Pendidikan Bahasa Indonesia, Pendidikan Geografi, dan Pendidikan Matematika. Sedangkan Fakultas Ilmu Pendidikan hanya memiliki satu jurusan, yaitu jurusan Pendidikan Umum.

Pada awalnya, Fakultas-fakultas tersebut hanya melahirkan sarjana-sarjana muda, atau lebih tepatnya hanya mengelola program sarjana muda. Hal ini berlanjut hingga tahun 1978. Kemudian pada tahun ajaran 1978/1979 Fakultas Keguruan membuka program sarjana, namun belum semua fakultas dijadikan demikian, hanya beberapa fakultas saja yang mendapat perhatian tentang program sarjana ini, yaitu Pendidikan Civic Hukum dan Pendidikan Ekonomi Perusahaan. Kemudian menyusul tahun-tahun berikutnya, fakultas-fakultas yang lain pun mengikutinya.

Kemudian berdasarkan Peraturan Pemerinatah No. 5 Tahun 1980 dan Keputusan Presiden No. 43/M/1982, kedua fakultas tersebut digabung menjadi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan disingkat FKIP, terdiri atas empat jurusan yaitu : (1) Ilmu Pendidikan(IP); (2) Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial(IPS); (3) Pendidikan Bahasa dan Seni; dan (4) Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (MIPA).

Jurusan Pendidikan IPS saat ini terdiri dari 4 program studi:
- Program Studi Pendidikan Geografi

- Program Studi Pendidikan Sejarah

- Program Studi Pendidikan PPKn

- Program Studi Pendidikan Ekonomi/Akuntansi.

2. Pendidikan IPS

Dalam kaitannya dengan kehidupan, konteks pendidikan IPS sangatlah diperlukan, hal ini sesuai dengan materi kajian pendidikan IPS itu sendiri.

Dalam realitanya, sifat manusia tidak lepas dari unsur hakikat dirinya sebagai mahluk pribadi yang harus bisa untuk bermandiri, juga unsur manusia yang dalam konteks kehidupan kesehariannya, tidak bias lepas dari meanusia yang lainnya. Maka dari itu kita dapat menarik kesimpulan, bahwa manusia selain merupakan mahluk pribadi yang harus bisa untuk bermandiri, juga merupakan mahluk sosial yang tidak bias lepas antar manusia satu dngan yang lainnya. Sedangkan konteks bahasan pendidikan IPS, membahas tentang kehidupan sosialnya itu sendiri.

Menurut Drs. ARIEF ACHMAD MSP. M.Pd, IPS tidak sama dengan Ilmu-ilmu Sosial. Pendidikan IPS adalah sebuah program pendidikan dan bukan sub-disiplin ilmu. Sehingga baik dalam nomenklatur filsafat ilmu, disiplin ilmu-ilmu sosial, maupun ilmu pendidikan tidak akan ditemukan adanya sub-sub disiplin PIPS, yang dalam kepustakaan National Council for Social Studies (NCSS) dan Social Science Education Council (SSEC) disebut "social studies" dan "social science education". Sementara itu, IPS sendiri didefinisikan sebagai :

... the integrated study of the social sciences and humanities to promote civic competence. Within the school program, social studies provides coordinated, systematic study drawing upon such disciplines as anthropology, archaeology, economics, geography, history, law, philosophy, political science, psychology, religion, and sociology, as well as appropriate content from the humanities, mathematics, and natural sciences. (NCSS, 2003).

Ini berarti PIPS mencakup kajian terpadu ilmu-ilmu sosial (seperti : antropologi, arkeologi, ekonomi, geografi, sejarah, hukum, filsafat, ilmu politik, psikologi, agama, dan sosiologi) serta diperluas dengan materi humaniora, matematika, dan ilmu-ilmu alam. Selanjutnya, tujuan PIPS adalah:

"to help young people develop the ability to make informed and reasoned decisions for the public good as citizens of a culturally diverse, democratic society in an interdependent world" (NCSS, 2003).

Sedangkan Forum Komunikasi II HISPIPSI (1991) di Yogyakarta telah mendefinisikan PIPS sebagai penyederhanaan atau adapatasi dari disiplin ilmu-ilmu sosial dan humaniora, serta kegiatan dasar manusia yang diorganisasikan dan disajikan secara ilmiah dan pedagogis/psikologis untuk tujuan pendidikan.

Berkenaan dengan PIPS yang diajarkan di level pendidikan dasar, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan (1994) menerangkan bahwa PIPS adalah mata pelajaran yang mempelejari kehidupan sosial yang didasarkan pada bahan kajian pokok geografi, ekonomi, sosiologi, antropologi, tata negara, dan sejarah.

Secara sederhana kita dapat melihat inti dari definisi-definisi yang tertera di atas tidaklah melenceng dari pemaparan saya terdahulu, yang menyatakan bahwa pada intinya pendidikan IPS merupakan suatu kajian yang berkenaan dengan kehidupan sosial masyarakat.

3. Faktor Pendidikan IPS Serasa Dinomer Duakan

Seperti yang telah kita ketahui, bahwa pada kenyataannya pendidikan IPS seperti di nomer duakan. Masyarakat cenderung lebih mengagung-agungkan pendidikan IPA(yang berkaitan dengan Sains), dan mengenyampingkan pendidikan IPS.

Perlu kita sadari, bahwa setiap manusia memiliki kemampuan yang berbeda-beda, cerdas dalam hal intelektual belum tuntu bisa cerdas dalam hal bertindak atau bersikap, terutama kaitannya dengan konteks kehidupan sehari-hari. Ini merupakan sebuah paradigma masyarakat yang telah lumrah.

Berikut saya akan coba memaparkan beberapa faktor yang ikut mempengaruhi munculnya paradigma tersebut. Menurut Drs. ARIEF ACHMAD MSP. M.Pd, yaitu:

· Adanya beberapa kelemahan Proses Pembelajaran PIPS di Tingkat Persekolahan dan Faktor-Faktor yang Menyebabkannya

- Kurang memperhatikan perubahan-perubahan dalam tujuan, fungsi , dan peran PIPS di sekolah Tujuan pembelajaran kurang jelas dan tidak tegas (not purposeful),

- Posisi, peran, dan hubungan fungsional dengan bidang studi lainnya terabaikan Informasi faktual lebih bertumpu pada buku paket yang out of date dan kurang mendayagunakan sumbr-sumber lainnya,

- Lemahnya transfer informasi konsep ilmu-ilmu sosial Out put PIPS tidak memberi tambahan daya dan tidak pula mengandung kekuatan (not empowering and not powerful),

- Guru tidak dapat meyakinkan siswa untuk belajar PIPS lebih bergairan dan bersungguh-sungguh Siswa tidak dibelajarkan untuk membangun konseptualisasi yang mandiri,

- Guru lebih mendominasi siswa (teacher centered) Kadar pembelajaran yang rendah, kebutuhan belajar siswa tidak terlayani,

- Belum membiasakan pengalaman nilai-nilai kehidupan demokrasi sosial kemasyarakatan dengan melibatkan siswa dan seluruh komunitas sekolah dalam berbagai aktivitas kelas dan sekolah Dalam pertemuan kelas tidak menggagendakan setting lokal, nasional, dan global, khususnya berkaitan dengan struktur sistem sosial dan perilaku kemasyarakatan.

· Namun ada pula yang menyatakan bahwa pendidikan IPS cenderung bersifat sekularisme. Hal ini dikarenakan system pembelajarannya hanya didasarkan pada segi ilmiah saja. Menurut Sardiman AM MPd, pendidikan IPS cenderung intelektualis, kognitif, dan lebih banyak mengakumulasi pengetahuan tetapi tidak kontekstual dan aplikatif, sehingga melahirkan pola pikir yang praktis dan tidak mau berusaha keras. Oleh karena itu, konteks pembelajaran yang diharapkan dari pendidikan IPS kadang tidak mengena atau tidak tepat sasaran. Seperti yang kita ketahui, bahwa kecerdasan yang didasarkan pada konteks pembelajaran yang lebih mengedepankan kecerdasan secara kognitif cenderung menyebabkan anak berfikir secara ilmiah saja, yaitu lebih mengedepankan pemikiran logikanya saja dibandingkan dengan pemikiran tentang Tuhan dan hal-hal lain di luar logika. Celakanya Konsep pendidikan IPS yang tidak pernah dibenahi tersebut menyebabkan munculnya masalah-masalah sosio kebangsaan seperti korupsi, kolusi, nepotisme, dekadensi moral, lunturnya nasionalisme, budi pekerti, etika, dan berbagai pelanggaran Hak Asasi Manusia (HAM). Berbagai masalah sosial budaya yang timbul, seperti kenakalan remaja, budaya tidak tertib, kekerasan terhadap anak dan perempuan, hingga anarkisme dan sekuralisme berimplikasi pada masalah sosial lainnya yang menyangkut kependudukan, transportasi, komunikasi, dan informasi.

4. Kesimpulan dan Saran

Oleh karena itu, sebagai warga Negara yang baik, kita harus dapat menyeimbangkan dan meleburkan sikap diskriminasi pendidikan, hal ini terutama erat kaitannya dengan pendidikan yang bersifat sosial(IPS) maupun eksak(sanis).

Kita harus dapat bersifat bijak dalam menyikapi keadaan ini, tidak hanya mencoba memajukan pendidikan yang bersifat eksak saja, namun harus pula dapat mengedepankan pendidikan yang bersifat non eksak, demi terciptanya keseimbangan yang harmonis sehingga bias menjaga kesetabilan Negara yang kita cintai ini.

Daftar Pustaka

· http://www.unila.ac.id/~fkip-ips/index.php?option=com_content&task=view&id=101&Itemid=275

· http://www.indonesiaindonesia.com/f/28663-pola-pendidikan-ips-cenderung-sekuralisme/

· http://re-searchengines.com/mangkoes6-04-4.html

Selasa, 20 April 2010

LATAR BELAKANG, PROSES, DARI KONFLIK

ANTARA INDIA DENGAN PAKISTAN SEMPAI SAAT INI

Sebelum kita berbicara tentang masalah konflik antara India dengan Pakistan,terlebih dahulu kita harus mengetahui definisi dari kedua wilayah Negara tersebut. Hal ini bertujuan untuk lebih menspesifikasikan tentang pemaparan yang akan saya coba tulis.

INDIA

Seperti yang telah kita ketahui, bahwa india merupakan salah satu Negara Republik yang berada di Asia bagian Selatan. Republik India adalah sebuah Negara di Asia yang mempunyai jumlah penduduk terbanyak kedua di dunia, hal ini sesuai dengan sensus penduduk yang ternyata berhasil mencatat populasi penduduk di India yang mancapai lebih dari satu miliyar jiwa, serta merupakan Negara terbesar ketujuh berdasarkan ukuran wilayah geografisnya. Peningkatan jumlah populasi penduduk di India tercatat meningkat pesat sejak pertengahan tahun 1980-an.

Dalam hal bidang ekonomi, India merupakan Negara yang memiliki tingkat perekonomian terbesar keempat di dunia dalam PDB, hal ini diukur dari segi peritas daya beli (PPP), dan merupakan salah satu Negara yang memiliki pertumbuhan ekonomi tercepat di dunia.

Sistem Negara India bersifat demokrasi liberal yang merupakan Negara demokrasi liberal terbesar di dunia. Di Negara India juga telah muncul sebagai kekuatan regional yang penting, dan memiliki kekuatan militer terbesar dan mempunyai kemampuan sejata nuklir.

Letak Negara India berada di wilayah Asia bagian Selatan, dengan garis pantai sepanjang 7.000 km. India juga merupakan sebuah Negara yang manjadi bagian dari rute perdagangan penting dan bersejarah.

India juga merupakan tempat dari berkembangnya peradaban kuno, seperti Budaya Lembah Indus dan merupakan tempat kelahiran dari empat agama utama di dunia, yaitu: Hindu, Budha, Jainisme, dan Sikhisme. Negara ini juga merupakan bagian dari Britania Raya sebelum meraih kemerdekaannya pada tahun 1947.

PAKISTAN

Pakistan merupakan Negara yang berasal dari pembagian wilayah Negara India. Seperti yang telah kita ketahui bahwa pada tahun 1947 terjadi pembagian di wilayah Negara India yang melahirkan Negara baru yang disebut dengan Negara Pakistan.

Negara Pakistan sendiri mulai muncul di peta dunia pada tanggal 14 Agustus 1947. Mayoritas penduduk Pakistan beragama Muslim. Pakistan didirikan pada saat puncak perlawanan Kaum Muslim di kawasan Asia Selatan yang ingin memisahkan diri dari negerinya. Dan perlawanan ini pun berhasil, akhirnya mereka pun dikeluarkan dari negerinya.

LATAR BELAKANG TERJADINYA KONFLIK INDIA-PAKISTAN

Latar belakang terjadinya perang India dengan Pakistan berawal dari konflik politik, yaitu tentang perebutan wilayah Kashmir.

Hal ini bermula pada tahun 1941, yaitu ketika Gulab Singh dan penggantinya menguasai Kashmir. Dan pada sensus tahun 1941, wilayah Kashmir memiliki jumlah penduduk sebesar 4.021.698 orang, serta 3.101.247 diantaranya adalah beragama Muslim. Sehingga, dapat disimpulkan bahwa pada wilayah yang bergejolak di Kashmir, 94% penduduknya beragama Muslim.

Pada saat itu rakyat Kashmir bangkit melawan kekuasaan Penguasa Kashmir. Hal ini dipicu oleh sikap penguasa yang terkenal dengan kekejamannya, terutama pada saat proses penumpasan pemberontakan yang terjadi pada tahun 1931. Kemudian pada tahun 1932, Sheikh Abdullah membentuk sebuah paratai politik di Kashmir yang dikenal dengan the Jammu & Kashmir Muslim Conference (yang kemudian dirubah namanya menjadi National Conference pada tahun 1939).

Dan pada akhirnya, pada tahun 1934, penguasa Kashmir melunak sehingga beliau member kesempatan kapada rakyat untuk berdemokrasi namun secara terbatas, yaitu dengan didirikannya DPR. Namun, rakyat tetap bersikeras untuk tetap memperjuangkan keinginannya, yaitu keinginan untuk lepas dari kekuasaan Penguasa Kashmir.

Kemudian berdasarkan instrument pembagian India, penguasa wilayah diberikan pilihan kepada untuk menentukan kemana mereka akan bergabung, ke India atau Pakistan. Namun, mereka disarankanuntuk menjadi wilayah tersendiri, hal ini sesuai dengan mempertimbangankan wilayah geografi dan masalah etnik.

Sesuai dengan pemaparan tadi, maka dari sinilah dimulainya konflik antara India dengan Pakistan.

PROSES PERANG INDIA-PAKISTAN

Perang India-Pakistan, merupakan perang yang terjadi sejak bulan Agustus 1947, perang ini terjadi antara India dengan Pakistan. Peristiwa ini memiliki empat kejadian perang, tiga diantranya merupakan perang utama dang yang lainya merupakan perang kecil yang terjadi dianyara kedua Negara. Tiap kasus perang yang terjadi, penyebab utamanya ialah perebutan wilayah Kashmir, kecuali perang yang terjadi antara India-Pakistan pada tahun 1971 yang disebabkan oleh masalah wilayah Pakistan Timur.

Perang yang terjadi

  • Perang India-Pakistan 1947: Pakistan merbut 1/3 Kashmir (Pakistan mengklaim Kashmir sebagai wilayahnya) dengan bantuan Pashtun. Hindu dan Sikhs dihilangkan dari Kashmir Pakistan. India membalas dengan mengirim pasukan ke Gurdaspur.
  • Perang India-Pakistan 1965: Pasukan Pakistan berusaha memasuki teritori Kashmir India untuk memicu pemberontakan oleh Kashmir. Rencana ini gagal dan penyusup dapat ditemukan, sehingga India membalas hal ini. Perang ini diakhiri dengan gencatan senjata, dan India dapat merebut sedikit teritori Pakistan.
  • Perang India-Pakistan 1971: Bangladesh meminta kemerdekaan dari Pakistan. Tentara Pakistan melakukan pembunuhan dan pemerkosaan besar di Bangladesh dan genoside penduduk Bengali. Jutaan pengungsi pindah ke India. India membantu Mukti-Bahini Bangladesh dan menaklukan Pakistan, sehingga Bangladesh merdeka dan Pakistan menyerah seluruhnya.
  • Perang India-Pakistan 1999, juga disebut "Perang Kargil": Tentara Pakistan dan beberapa pemberontak Kashmir merebut pos tentara India. India membalas dan merebut kembali pos itu. Tekanan internasional terhadap Pakistan membuatnya mundur. Perang berakhir dengan India merebu Kargil dan isolasi diplomatik Pakistan.

Sabtu, 28 November 2009

MANUSIA TANPA NYALI

Aku tau,
semua ini brengsek.
semua ini biadab,
semua ini g adil.

Haruskah ini terus kujalani,
ataukah menyerah dan terlindas hingga mati.
persetan dengan semua ini,
persetan.

Namun
haruskah ku begini,
mencaci tanpa henti,
tanpa tau arah tujuan hati,
hidup terus dalam bayang-bayang mimpi,
sampai ku tersudut dan terjebak dalam sunyi,

hidupku sungguh bagai mati,
tak bisa putuskan apa yang dimau hati,
tak urung seperti bineka tali,
hanya bergerak jika ada yang mendalangi.

Hups....
aku cape dengan semua ini,
aku bosan terus begini,
hidup bebas namun serasa dibui,
apa ini peranku dibumi,
menjadi boneka bodoh yang tak memiliki nyali,
hanya dapat berlindung dibelakang mimpi,
memiliki cita-cita tinggi,
namun tak ada tindak berimplementasi,

Mati,,,
mungkin ini kata yang tepat untuk si pecundang sejati,
yang hanya berani hidup dibawah ketiak mimpi,
berlindung dibawah payung sunyi,
berdiri dibelakang barisan orang sejati,
tak pernah berani nyatakan diri,
terus merasa takut tiada henti,
hingga pada akhirnya ku mati.

My Home,
Minggu, 29 November 09

KERAGUAN

Bila memang harus kulepaskan,
dirimu untuk aku relakan,
agar semua mendapat kebahagiaan,
pantaskah seperti itu ku lakukan.

Rasa ini ku tak tau,
sebenarnya apa yang kumau,
betapa ingiku milikimu,
namun pantaskah ku bagimu.

Sebenarnya apa yang terjadi,
apa pula yang t'lah ku lalui,
aku sungguh tak mengerti,
pastaskah semua tuk ku akhiri.

Rasa ini terus mendera,
bagai menelan simalakama,
andai bisa aku memilihnya,
mungkin akhir cerita kan bahagia.

Ahh,,,,,,
Tak pantas sungguh tuk mengeluh,
bukan pula ciri pemuda tangguh,
hadapi masalah terus berlabuh,
kuatkan jiwa tak kenal luluh.

Kenapa pula harus takut,
kenapa pula harus mengkerut,
hidup ini sungguh tak patut,
bernyanyilah bagai burung perkutut.


My Home.
Sabtu, 28 November 2009

Minggu, 08 November 2009

TAK ADA YANG ABADI

Tak Ada yang Abadi,
meski diri slalu ingin disisi'
namun harus tetap ku sadari,
bahwa semua tak mungkin terjadi.

Lelah hati tiada henti,
mencoba bertahan dalam mimpi,
akan tetap t'rus berdiri,
bertahan meski tak mampu lagi.

Sadar diri harus terpenuhi,
bukan suatu keras hati,
diri ini harus mengerti,
bahwa tak ada yang abadi.

Kamis, 05 November 2009

USIAKU

Satu demi satu telah berlalu,
meninggalkanku dalam kepastian tak tentu,
walau ingin sll bisa ku cegah langkahmu,
namun apa dayaku,
kau pun terus menjauh dariku,

Apa maumu?
apa inginmu?
janganlah kau terus membisu,
jangan terus kau sll menyiksaku,
dengan semua sikapmu yang terus saja diam membisu.

Katakan padaku,
katakan padaku,
katakanlah padaku.

Usiaku,
berlalu,
meninggalkanku,
dalam sembilu,
apa yang bisa ku lakukan untukmu?
agar tetap engkou bersamaku.

Usiaku,
22 thn lamanya kau bersamaku,
masih setiakah kau padaku?
ku serahkan semua padamu,
karna hanya engkaulah yang tau,
Tuhanku,
Aku berserah padaMu.

Syair_hadi/Yasir.
Selasa,03 November 2009.
Perum KORPRI,Ciuyah,Sajira.
BANTEN.

BIDADARI HATIKU

Bidadari hatiku,
apa yang dapat ku lakukan untukmu,
ucap terima kasih tak kan cukup untukmu,
tapi,bisa apa diriku,
selain mengucapkan itu padamu,
dengan setulus hatiku.

Bidadari hatiku,
sungguh engkau berarti bagiku,
hadirmu laksana embun penyejuk jiwaku,
laksana air di tengah dahagaku,
jua laksana mentari hangatkan dingin gelap sepiku.

Bidadari hatiku,
tetaplah engkau sll bersamaku,
temaniku,di setiap langkahku,
teguhkanku dalam bimbang hatiku,

Bidadari hatiku,
temani aku,
s'lalu.

Bidadari hatiku,
I love you.

Bidadari hatiku.


Untukmu,Yang merasa.
Sayangku I LOve You.
Rabu,04 November 2009.